Wednesday, 3 August 2011

Ghulam, Tukang Sihir, Dan Rahib

PERHATIAN : Cerita yang bakal korang baca nih mungkin korang pernah dengar sebelum nih, tapi cuba kita hayati cerita nih dulu okeyh ! Sebab lepas baca cerita nih, kita nak post-mortem cerita nih sekaw-kaw nya ? 




Al-Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya, pada Kitab Az-Zuhd war Raqa`iq, bab Qishshah Ashhabil Ukhdud (no. 3005), dari Shuhaib bin Sinan RA, bahawa Rasulullah SAW bersabda (yang ertinya):

Pada zaman dahulu, sebelum masa kamu semua ada seorang raja, dia mempunyai seorang tukang sihir. Ketika tukang sihir ini sudah semakin tua, dia berkata kepada raja tersebut: "Aku sudah tua, carikan untukku seorang pemuda remaja yang akan saya ajarkannya ilmu sihir." Maka raja itupun mencari seorang pemuda untuk diajarkan ilmu sihir.

Untuk pemuda itu, di jalan yang dilaluinya (menuju tukang sihir setiap hari) itu ada seorang rahib (ahli ibadah). Lalu dia duduk di majlis rahib tersebut, mendengarkan ajarannya dan ternyata huraian tersebut menakjubkannya. Akhirnya, setiap kali dia mendatangi tukang sihir itu, dia singgah di majlis si rahib dan duduk di sana. 

Kemudian, setelah dia menemui tukang sihir itu, dia dipukul oleh tukang sihir tersebut (kerana sampai lewat). Pemuda itupun mengadukan keadaannya kepada si rahib. Kata si rahib: Kalau engkau takut kepada si tukang sihir, katakan kepadanya: ‘Aku ditahan oleh keluargaku.’ Dan jika engkau takut kepada keluargamu, katakan kepada mereka: ‘Aku ditahan oleh tukang sihir itu’.

Ketika dia dalam keadaan demikian, datanglah seekor binatang besar yang menghalang laluan orang ramai. Pemuda itu berkata: "Hari ini saya akan tahu, tukang sihir itu yang lebih utama atau si rahib." Diapun mengambil seketul batu dan berkata: "Ya Allah, kalau ajaran si rahib itu lebih Engkau cintai daripada ajaran tukang sihir itu, maka bunuhlah binatang ini agar manusia dapat melalui (jalan ini)." Lalu pemuda itu melemparkan batunya hingga membunuh binatang itu. Akhirnya orang ramai dapat melalui semula jalan (yang terhadang itu).

Kemudian pemuda itu menemui si rahib dan menceritakan apa yang berlaku. Si rahib berkata kepadanya: "Wahai anakku, hari ini engkau lebih baik daripadaku. Kedudukanmu sudah sampai pada tahap yang aku lihat ketika ini. Sesungguhnya engkau tentu akan menerima ujian. Maka apabila engkau ditimpa satu ujian, janganlah engkau menceritakan tentang diriku."

Pemuda itupun akhirnya (dengan ilmu dan izin Allah SWT) mampu mengubati orang yang dilahirkan dalam keadaan buta, sopak (belang) dan mengubati orang ramai dari pelbagai penyakit. Berita ini sampai ke telinga seorang pembesar raja yang buta matanya.

Diapun menemui pemuda itu dengan membawa hadiah yang banyak lalu berkata: "Semua hadiah yang ada di sini adalah untuk engkau, saya kumpulkan, kalau engkau dapat menyembuhkan saya (dari kebutaan ini)."

Anak muda itu menjawab: "Sesungguhnya, saya tidak dapat menyembuhkan sesiapapun. Tetapi yang menyembuhkan itu adalah Allah SWT. Kalau engkau beriman kepada Allah SWT, saya doakan kepada Allah SWT, tentu Dia menyembuhkan engkau."
Pembesar raja itupun beriman kepada Allah SWT, lalu Allah SWT menyembuhkannya. Kemudian dia menemui sang raja dan duduk bersamanya seperti biasa. Raja itu berkata kepadanya: "Siapakah yang mengembalikan semula matamu?"

Dia menjawab: "Rabbku."

Raja itu bertanya semula (dengan marah): "Apa kamu punya tuhan selain aku?"

Orang itu berkata: "Rabbku dan Rabbmu adalah Allah SWT."

Raja itupun menangkapnya dan menyiksanya tanpa henti sehingga dia menunjukkan si pemuda tadi. Akhirnya si pemuda ditangkap dan dibawa ke hadapan raja tersebut.

Raja itu berkata: "Wahai anakku, telah sampai kepadaku kehebatan sihirmu yang dapat menyembuhkan buta, sopak dan kamu berbuat ini serta itu."

Pemuda itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan sesiapapun. Tapi yang menyembuhkan itu adalah Allah SWT."

Raja itu menangkapnya dan terus menerus menyiksanya sehingga dia memberitahu tentang si rahib. Akhirnya si rahib ditangkap dan dihadapkan kepada raja dan dipaksa: "Keluarlah dari agamamu!."

Si rahib menolak. Raja itu minta dibawakan sebuah gergaji, lalu diletakkan di atas kepala si rahib dan mulailah kepala itu digergaji hingga terbelah dua. Kemudian diseret pula pembesar raja tersebut, dan dipaksa pula untuk kembali murtad dari keyakinannya. Tapi dia menolak. Akhirnya kepalanya digergaji juga hingga terbelah dua.

Kemudian pemuda itu dihadapkan kepada raja dan diapun dipaksa: "Keluarlah kamu dari keyakinanmu." Pemuda itu menolak.

Akhirnya raja itu memanggil para perajuritnya: "Bawa dia ke gunung ini dan itu, dan naiklah. Apabila kamu sudah sampai di puncak, kalau dia mahu beriman (bawa dia pulang). Kalau dia tidak mahu, lemparkan dia dari atas."

Merekapun membawa pemuda itu ke gunung yang ditunjuk. Si pemudapun berdoa:"Ya Allah, lepaskan aku dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki."

Seketika gunung itu bergetar dan merekapun terpelanting jatuh. Pemuda itu datang berjalan kaki menemui sang raja. Raja itu berkata: "Apa yang dilakukan para pengawalmu itu?"

Kata si pemuda: "Allah SWT menyelamatkanku dari mereka."

Kemudian raja itu menyerahkan si pemuda kepada beberapa perajurit lain lalu berkata: "Bawa dia dengan kapal ke tengah laut. Kalau dia mahu keluar dari keyakinannya, (bawa dia pulang), kalau tidak lemparkan dia ke laut."

Merekapun membawanya ke tengah laut. Si pemuda berdoa lagi: "Ya Allah, lepaskan aku dari mereka dengan apa yang Engkau kehendaki."

Perahu itu karam dan mereka pun tenggelam. Sedangkan si pemuda berjalan dengan tenang menemui sang raja. Raja itu berkata: "Apa yang dilakukan para pengawalmu itu?"

Kata si pemuda: "Allah SWT menyelamatkanku dari mereka."

Pemuda itu meneruskan lagi: "Sesungguhnya engkau tidak akan dapat membunuhku sehingga engkau melakukan apa yang kuperintahkan." Sang raja bertanya: "Apa itu?"

Kata si pemuda: "Kau kumpulkan seluruh manusia di satu tempat, kau salib aku di sebatang pohon dan ambil sebatang panah dari bekas panahku kemudian letakkan pada sebuah busur lalu ucapkanlah: ‘Bismillah Rabbil ghulam’ (Dengan nama Allah, Rabb si pemuda) dan tembaklah aku dengan panah tersebut. Kalau engkau melakukannya nescaya engkau akan dapat membunuhku.”

Raja itupun mengumpulkan seluruh manusia di satu tempat dan menyalib si pemuda, kemudian mengeluarkan anak panah dari kantung si pemuda lalu meletakkannya pada sebuah busur dan berkata: "Bismillahi Rabbil ghulam", kemudian dia melepaskan panah itu dan tepat mengenai pelipis si pemuda.

Darah meluncur laju dan si pemuda segera meletakkan tangannya di pelipisnya dan diapun mati syahid. Serta merta orang ramai yang melihatnya segera berkata: "Kami beriman kepada Rabb si pemuda. Kami beriman kepada Rabb si pemuda. Kami beriman kepada Rabb si pemuda."


Raja itupun didatangi pengikutnya dan diceritakan kepadanya: "Apakah anda sudah melihat, apa yang anda khuatirkan demi Allah sudah terjadi. Orang ramai sudah beriman (kepada Allah)."

Lalu raja itu memerintahkan agar digali parit-parit besar dan dinyalakan api di dalamnya. Raja itu berkata: "Siapa yang tidak mahu keluar dari keyakinannya, bakarlah hidup-hidup dalam parit itu (campakkan ke dalamnya)."

Merekapun melakukannya, sampai akhirnya diseret seorang wanita yang sedang mengendong bayinya. Wanita itu berundur (melihat api yang bernyala-nyala) khuatir terjatuh ke dalamnya (kerana sayang kepada bayinya). Tapi bayi itu berkata kepada ibunya: "Wahai ibunda, bersabarlah, karena sesungguhnya engkau di atas al-haq."

Allah SWT menceritakan kisah ini juga dalam Kitab-Nya yang mulia dalam surah Al-Buruj (1-10):





“Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit. Yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cubaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” [al-Buruj:1-10]


Tahniah sebab korang habis membaca cerita nih. =D Okeyh sekarang kita ke sesi post-mortem plak :


1. Usia muda, usia yang sesuai untuk belajar:

Cuba kita tengok balik, bila tukang sihir tuh dah tua, dia suruh raja cari orang muda, bukannya orang tua untuk mempelajari sihir. Ini kerana semasa muda, tenaga kita masih kuat, otak pun masih berligat lagi, dan senang dibentuk. Sejak zaman dahulu lagi semua orang sedar betapa pentingnya generasi muda dalam memimpin masa depan. Anak muda yang bersuara lebih ditakuti dari seorang tua yang bersuara. Sejarah pun telah membuktikan betapa medan Tiannamien menjadi saksi keberanian para pemuda China dan Revolusi Iran menyaksikan golongan pemuda yang teguh menumbangkan rejim Shah Iran.
Dalam al-Quran juga diceritakan keberanian pemuda Ashabul Kahfi dan yang paling utama adalah kemenangan Islam pada zaman Rasulullah saw dahulu juga dipelopori oleh para pemuda Islam. Jadi manfaat dan hargailah masa muda anda.

2. Raja tak berkuasa pun, mengharapkan bantuan ahli sihir dan askarnya:


Masa zaman Nabi Musa pun, firaun mengharapkan bantuan ahli sihir untuk bertanding dengan Nabi Musa menunjukkan firaun perlukan bantuan dari orang lain dan tidaklah berkuasa seperti yang diperkatakan. (for more info pasal Nabi Musa dan firaun boleh tengok surah Al-a'Raf ayat 103-171).


3.Ajaran rahib lagi menarik dari ajaran tukang sihir:


Ini kerana, Ghulam akan pergi jumpa rahib semasa pergi dan pulang dari tempat tukang sihir. ( Rahib punya majlis diantara rumah Ghulam dan tempat tukang sihir. ) maksudnya, dia pergi tempat tukang sihir sekali, tapi pergi majlis rahib 2 kali (pergi dan balik dari tempat tukang sihir).

4.Ghulam yakin dengan ajaran rahib dari ajaran tukang sihir:


Ada satu pengajaran besar yang perlu diambil iktibar bersama ketika Ghulam berdoa sebelum membunuh binatang tersebut. Iaitu perhatikan ayat pemuda tersebut ketika berdoa. Si Ghulam berdoa dengan nama Allah, meminta dengan nama Allah, bermakna dia yakin akan kebenaran terhadap ajaran rahib dan bukannya kebenaran ahli sihir. Dia tahu kalau dia berdoa dengan nama tukang sihir, dia akan mati kena makan dengan binatang tuh sebab dia tahu yang ajaran tukang sihir  itu tidak benar.


5.Menggunakan kelebihan yang ada untuk berdakwah:


Ghulam telah diberikan kelebihan padanya untuk mengubati pelbagai penyakit. Di samping berubat, pemuda itu berdakwah. Inilah keistimewaan pekerjaan seorang doktor. Dakwah lebih mudah disampaikan kepada orang sakit. Kerana disitu kepercayaan paling tinggi diberikan kepada doktor. Saat itu, semua yang diberitahu oleh doktor adalah benar pada kaca mata pesakit. Ini dibuktikan apabila pemuda dapat mengubati penyakit sahabat kepada raja. Akhirnya kalimah tauhid dapat diserapkan ke dalam hati sahabat raja tersebut.

Ini juga memberi pengajaran kepada kita, dalam bidang apa pun kewajipan dakwah itu ada. Tidak semestinya menjadi ustaz baru kita menyebarkan Islam. Tetapi Islam itu disebarkan mengikut kemampuan kita. Tahap kefahaman kita terhadap Islam. Asalkan kita sudah asas yang baik, maka tidak ada masalah untuk menyebarkan risalah Islam.
Kalau menjadi ustaz yang hanya menumpukan ceramah di surau dan di masjid, sudah tentu yang dapat manfaatnya adalah mereka yang pergi ke surau dan masjid sahaja yang rata-ratanya memang sudah baik. Tetapi kalau menjadi jurutera Islam, peguam Islam, akauntan Islam, peniaga Islam, doktor Islam, penyair Islam dan sebagainya sudah tentu kita dapat menampung mekanisma dakwah yang lompang yang tidak dapat diisi oleh para ustaz yang terhad dengan masjid dan suraunya sahaja. 
Apa yang penting adalah kita menggunakan kelebihan kita untuk berdakwah macam guna suara yang merdu untuk mengingati Allah cam Maher Zain.Gunakan kelebihan bercakap banyak untuk menceritakan kehebatan Islam.

6.Tidak takut kerana tahu ada tanggungjawab yang besar:


Walaupun dia telah diancam bunuh oleh raja ( dibawa ke gunung dan laut ) dan selamat dari ancaman tersebut, Ghulam tetap berani pergi berjumpa balik dengan raja kerana dia tahu dia ada tanggungjawab yang besar iaitu untuk berdakwah kepada penduduk dan raja tersebut. Kalau kita mungkin dah lari jauh-jauh dari raja nih. huhuhu...

7.Raja tak bunuh ghulam:


Raja tuh tak bunuh terus Ghulam seperti dia bunuh si rahib dan pembesar. Ini kerana ghulam hanyalah seorang budak. Cuba bayang kalau time kita, pembesar menghukum budak kecil macam orang dewasa, bukankah nampak kejam ? 

8.Bayi pun dibunuh oleh raja:


Di sini membawa peringatan kepada kita bahawa wanita dan anak kecil juga sama-sama menyumbang terhadap dakwah Islam. Walaupun barangkali mereka tidak duduk di barisan hadapan, tetapi pahala yang diperolehi adalah sama seperti kaum lelaki yang lain. Islam sentiasa menggalakkan umatnya menyumbangkan tenaganya mengikut kemampuan yang ada.

Peristiwa ini juga menunjukkan betapa kejamnya para pendokong kebatilan. Bayi dan kaum wanita juga dibunuh seperti kaum lelaki. Tetapi Islam, dalam peperangan hanya tentera musuh sahaja yang perlu dibunuh dan orang tua, kanak-kanak serta wanita adalah antara yang perlu dilindung.
Kalau kita tengok sekarang pun, ramai orang mati kena bunuh kat Palestin sebab diorang beriman kepada Allah S.W.T. Benarlah kata Allah S.W.T di dalam surah Al-Buruj tadi (8-9) :

Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.


9.Kalau dah nampak kebenaran, usah tangguh lagi:


Selepas kematian pemuda tersebut, ada riwayat yang menyebut sehingga 70 000 orang mati dibakar kerana yakin dengan ajarannya. Satu jumlah yang besar untuk zaman tersebut. Berbondong-bondong manusia beriman kepada Allah walaupun mereka tahu mereka akan dibakar kelak.
Ini adalah satu pengajaran yang menyuruh kita kalau sudah nampak kebenaran di hadapan mata, maka janganlah bertangguh dan memberi alasan lagi. Usah menjadi seperti orang-orang Yahudi, golongan munafik dan musyrikin yang memohon kepada Nabi saw agar menunjukkan kebenaran baginda. Namun setelah mukjizat ditunjukkan, majoriti mereka menuduh Nabi saw menggunakan sihir dan sebagainya. Hanya sebahagian kecil sahaja yang beriman setelah ditunjukkan mukjizat. Sikap tidak mahu menerima kebenaran setelah diberikan keterangan yang nyata bukanlah sifat seorang Muslim.


10. Surah Al-Buruj adalah surah Makiyyah:

Surah al-Buruj adalah surah Makiyyah. Zaman sebelum Islam memerintah. Justeru terlalu banyak cubaan yang diterima oleh Nabi dan para Sahabat. Justeru, Nabi saw setelah ditenangkan oleh Allah swt, baginda menenangkan para Sahabat bahawa penentangan yang berlaku di Mekah adalah lumrah bagi mereka yang menyeru kepada jalan kebenaran. Lalu diceritakan kisah ini agar para Sahabat bertambah yakin dan istiqamah di menyampaikan risalah Islam.


Info from: Usrah Kabilah dan ashabul ukhdud 







No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...